27 Juli 2010

Bermain Kwaci

By : Elfa Suharti Harahap

Dahulu ketika saya masih SD paling suka bermain kwaci. Kwaci disini bukan jenis makanan dari biji bunga matahari itu. Kwaci disini adalah sejenis mainan dari plastik berdiameter sekitar 2 sampai 5 cm berbentuk pipih dengan beraneka macam bentuk yang lucu-lucu. Ada bentuk ayam, kerbau, sapi, jagung, bola pingpong, buaya, gajah, bentuk jempol dengan berbagai macam warna seperti hijau, merah, hitam, merah jambu.

Pertama-tama dibuat garis sejajar di tanah dengan jarak 1 sampai 2 meter. Masing-masing pemain melemparkan gacoknya berupa koin seratusan atau bisa juga pakai kwaci sampai melewati dua garis tersebut. Bagi gaco yang paling dekat dengan garis yang dituju, dia berhak untuk main duluan.

Kwaci yang telah terkumpul dilempar ke tengah antara dua garis, kalau ada kwaci yang keluar dari batas dua garis dinyatakan kwaci yang sudah mati tidak boleh dimainkan. Dengan menggunakan gacok, kwaci-kwaci tadi ditimpuk dengan gacok sampai terlempar ke luar garis dan boleh diambil. Sedang kalau tidak keluar garis atau malah tidak mengenai sasaran, dianggap mati dan harus ganti pemain yang lain. Permainan ini dinyatakan selesai jika seluruh kwaci bisa keluar garis.

Biasanya lebih banyak ceweknya dari pemain cowoknya, dan biasa dimainkan pada sore hari sampai matahari tenggelam. Bila sering menang maka koleksi kwaci yang saya punya akan semakin banyak untuk disimpan atau untuk bermain lagi besok. Di tempat saya di Bandar Khalippah, Percut Seituan, Deli Serdang, Sumatera Utara, jenis permainan ini sudah jarang saya lihat lagi.

19 Juli 2009

Putren atawa Bongkar Pasang

By Saya Monika

Bongkar Pasang adalah gambar sosok dua dimensi yang dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan gambar pakaian dan asesorisnya. Bisa berupa sosok pribadi, tokoh kartun, atau tokoh rekaan belaka. Ditambah pula gambar berbagai peralatan rumah tangga semisal tempat tidur, telepon dan berbagai gambar makanan. Dan, perabotan yang tidak ada dalam pola, biasanya dibuat sendiri dari kertas, plastik, atau kayu.

Di Indonesia jenis permainan ini disebut sebagai permainan Bongkar Pasang. Istilah ini berasal dari lembaran kertas permainan ini yang ada tulisannya BP (bongkar Pasang) di ujung kiri atas. Sesuai dengan namanya, gambar-gambar yang terdapat di lembaran kertas dibongkar atau digunting dahulu baru dipasang sesuai dengan keinginan kita. Di tempat saya dinamakan putren atau permainan putri, permainan khusus kaum perempuan. Di tempat lain kadang dinamakan wong-wongan, orang-orangan, BP mini, omah-omahan, rok-rokan, dsb. Di dunia dikenal sebagai boneka kertas, paper doll.

Boneka kertas ini muncul pertama kali di Paris pada abad 18, pada masa pemerintahan raja Louis XV. Awalnya berupa gambar artis yang sedang populer pada waktu itu. Diperuntukkan memang untuk permainan yang bisa dibongkar pasang alias tidak permanen. Dalam perkembangannya permainan ini menyebar keseluruh dunia dengan berbagai karakter seperti, bintang film, tokoh komik, dan yang paling populer sosok boneka barbie. Permainan ini cepat populer karena sangat mudah dibuat, murah, dan tidak perlu keahlian khusus dalam merakitnya.

Pertama kali waktu saya masih di SD Muhammadiyah I Banjarnegara, nama-nama yang tercantum di kertas putren bernama nona Shakira, Nona Christina, Marie, dll. Berbagai pakaian yang ada adalah gaun pesta, gaun ulang tahun, gaun bermain, gaun show, gaun ballet, dan gaun karaoke.

Waktu istirahat sekolah saya beli kertas putren ini di tukang jual mainan di depan sekolahan. Kemudian gambarnya saya potong-potong sesuai pola yang ada dan saya bungkus dengan kertas biar tidak berceceran. Saya biasanya pilih gambar yang wajahnya cantik-cantik. Di rumah gambar- gambar ini saya simpan di kotak sepatu, dan kami namakan lemari. Semakin banyak koleksi yang tersimpan di lemari maka dianggap paling prestisius sehingga antar anak akan saling melngkapi koleksinya. Dengan membawa almari yang berisi berbagai properti bermain inilah, sehabis makan siang saya segera mendatangi teman saya untuk diajak bermain. "Hestiiiiii, dolanan putren yuk," ajak saya.

Minimal dua orang untuk bermain putren ini. Langkah awal dalam bermain ini adalah menyusun perabotan rumah. Saya buat kursi dan meja dari kertas. Tempat tidur tinggal ambil dari kertas putren, Saya pilih pakaian yang sesuai dengan peran yang akan dimainkan. Saya pilih gambar tokoh yang saya sukai.

Bila teman-teman saya semua sudah selesai menata rumah maka tiba saatnya untuk memainkan permainan ini. Dimulai dengan bangun pagi. "Kukuruyuk," teriak teman saya menandakan bahwa pagi telah tiba. Saya segera ambil boneka kertas dan memerankannya seperti orang bangun tidur dan memasuk ke kamar mandi. "Jebur....jebur....", saya menirukan suara orang mandi. Saya pun segera menghampiri teman saya Hesti untuk saya ajak berangkat kesekolah, "Hesti, uwis esuk kie. Ayuk maring sekolah. Aja kelalen sarap ndisit. Batire kiye uwis pada nunggu maring kene."

Adegan selanjutnya adalah pulang sekolah. Saya segera masuk rumah, memasak makanan di dapur untuk makan siang. "Nyam...nyam.....," ucap saya menirukan orang makan. Dan, tidak lupa saya ambil gambar telepon menanyakan keadaan teman saya, "Kring....kring....Hallo.....hallo.....Hesti, rika lagi ngapa siki. Nyong dolan maring kana ya?" Seterusnya saya bertamu.

"Dok....dok....dok," saya mengetok pintu. "Mlebu bae Mon. Lawange ora dikunci ko," teriak dari dalam rumah. Hestipun segera menghidangkan makanan seperti es krim, sambil bertanya, "Arep ngombe apa ? Teh ana, kopi ana, susu ya ana. Ngomong bae ora sah isin-isin, kaya kuwe." Bila Hesti ulang tahun maka dia akan saya kasih gambar kalung,"Kiye kalung hadiah ulang tahun. Ditampa ya ?". Bila hendak pulang biasanya saya berujar,"Uwis sore kiye, inyong arep turu ndisit. Ngesuk inyong maring kene maning ya, Hes ?"

Permainan putren ini merupakan permainan yang memerankan seorang remaja putri dengan berbagai baju yang dikenakannya. Melatih seseorang untuk berimajinasi sesuai karakter yang sedang dimainkannya. Merangkai dialog sebagaimana kehidupan sehari-hari. Pemain diajak berkhayal untuk melakukan aktivitas kalangan menengah atas seperti shopping, pesta, dll.

Perbedaan kartu putren dahulu dan sekarang diantaranya yaitu ukuran kertasnya jaman dahulu berukuran 13 cm x 19 cm, sedang yang dijual sekarang lebih besar yaitu berukuran 17 cm x 26 cm. Untuk gambar tempat tidur, jaman dulu hanya berupa segi empat, dengan dua kasur guling, kalau sekarang gambar tempat tidurnya terkesan tiga dimensi karena digambar dari arah samping dengan dua bantal dan dua selimut. Jenis bajunya jaman dulu banyak pernik-pernik berhiasan terkesan berkilau, sedang gambar baju sekarang lebih polos dan tidak terlalu banyak aksesorisnya. Pakaian model sekarang ada gaun mejeng, gaun malam minggu, gaun berkunjung, gaun ke panggung, pakaian ke kantor, pakainan piknik, busana resepsi, gaun ke plaza, busana rileks, gaun shopping, dan busana ke mall.

Itulah satu dari banyak jenis permainan yang saya sukai waktu kecil. Karena permainan ini mengajarkan kepada saya kemampuan berkomunikasi dengan orang lain, kemampuan memerankan berbagai karakter orang dan kemampuan menata rumah tinggal.

30 Juni 2009

Mlple‭’‬-Mple‭’‬an:‭ ‬Sebuah Dolanan‭ ‬Lemah

By‭ ‬:‭ ‬Achmad Choirudin

Azdan untuk waktu Dzuhur berkumandang.‭ ‬Siang itu,‭ ‬dengan badan lusuh dan lapar,‭ ‬saya pulang ke rumah setelah setengah hari meninggalkannya.‭ “‬Dari mana saja kamu itu‭?”‬ tanya Ibu menyambut‭ ‬kedatanganku dengan nada agak membentak.

Kala itu saya berusia kira-kira‭ ‬8‭ ‬tahun.‭ ‬Duduk di bangku kelas‭ ‬5‭ ‬Sekolah Dasar Negeri Pekuwon II,‭ ‬Kec.‭ ‬Sumberrejo,‭ ‬Kab.‭ ‬Bojonegoro.‭ ‬ Namanya anak-anak,‭ ‬paling senang ya bermain.‭ ‬Dalam bahasa jawa‭ ‬dolanan.‭ ‬Saya pun menjawab,‭ “‬Habis‭ ‬dolanan.‭”‬ Dan Ibu sontak menyahutnya,‭ “‬Bocah kok senengane dolanan ae.‭ ‬Sampe lali maem.‭”

Lantas ibu melanjutkan umpatannya,‭ “‬Dolanan apa kok tangannya kotor gitu‭?”‬ ya siang itu saya habis dolanan‭ ‬mple‭’‬-mple‭’‬an.‭ ‬Jenis dolanan ini pasti membuat tangan kotor dengan tanah.‭ ‬Sisa-sisa tanah menempel di telapak tangan.‭ ‬Awalnya tanah itu setengah basah.‭ ‬Lama-lama mengering di tangan.‭ ‬Ups,‭ ‬tapi bukan itu substansi permainan ini.‭ ‬Kotornya tangan hanya efeknya.

Begini awal cerita siang itu.‭ ‬Seperti umpatan Ibu tadi,‭ ‬yang namanya bocah pasti seneng bermain atau dolanan.‭ ‬Dolanan yang lagi ngetrend kala itu‭ (‬nampaknya hingga sekarang‭) ‬adalah miniatur mobil atau motor.‭ ‬Biasa disebut mobil-mobilan atau motor-motoran.‭ ‬Kalau punya uang banyak,‭ ‬bisa memainkan mainan mobil atau motor-motoran yang terbuat dari isntrumen teknologi elektronik.‭ ‬Dioperasikan dengan listrik atau tenaga lain dengan basis instalasi kerja rangkaian teknik fisika.

Nah,‭ ‬beda lagi ceritanya kalau cah ndeso yang notabene tak punya uang cukup untuk beli mainan sejenis itu.‭ ‬Padahal tetap pengen punya motor atau mobil-mobilan.‭ ‬Untunya cah ndeso dekat dengan alam.‭ ‬Bisa juga memanfaatkan kekayaan alam yang melimpah untuk bekal kreatif.

Siang itu,‭ ‬hingga telapak tangan penuh dengan sisa-sisa tanah yang mengering,‭ ‬tak lain kami habis‭ ‬merangkai motor dan mobil-mobilan dari tanah.‭ ‬Tak ada uang buat beli mainan elektronik atau sejenisnya,‭ ‬tanah pun bisa dimanfaatkan.

Tanah itu kan zat padat yang cukup lunak.‭ ‬Dia tidak keras seperti batu.‭ ‬Apalagi tanah yang setengah basah.‭ ‬Kalau terlalu basah,‭ ‬lumpur namanya.‭ ‬Tanah setegah basah mau saja dibentuk jadi berbagai rupa.‭ ‬Dibuat jadi bulat menyerupai bola,‭ ‬mau.‭ ‬Dibentuk kotak seperti balok,‭ ‬tak nolak juga.‭ ‬Kemanutan tanah inilah yang menginspirasi kami untuk membentuknya menjadi miniatur motor atau mobil.

Begini caranya.‭ ‬Ambil tanah setengah basah.‭ ‬Bisa didapatkan dimanapun.‭ ‬Kala itu,‭ ‬saya biasa mengambil tanah setengah basah dari bongkahan rumah yuyu yang‭ ‬melubangi lahan-lahan kosong.‭ ‬Tanah di lereng sugai atau pairit kurang pas.‭ ‬Terlalu basah.‭ ‬Sedangkan tanah bongkahan rumah yuyu kadar kebasahannya tidak terlalu tinggi.‭ ‬Dia lembek,‭ ‬tak lembek-lembek amat dan tak keras.‭ ‬Pokoknya pas lah jadi bahan baku miniatur mobil-mobilan.

Setelah mendapatkan tanah setengah basah secukupnya.‭ ‬Langsung saja mulai membaginya ke dalam beberapa gumpalan sesuai kebutuhan.‭ ‬Misalnya,‭ ‬untuk membentuk sebuah mobil,‭ ‬ada beberapa bagian vital dengan bentuk yang berbeda-beda.‭ ‬Misalnya saja truk.‭ ‬Ada roda,‭ ‬kepala,‭ ‬dan wadah pengangkutnya,‭ ‬bisa berbentuk bak atau box.

Saya sendiri paling senang membentuk miniatur truk box.‭ ‬Sealain mudah,‭ ‬bentuknya unik dan estetik.‭ ‬Truk box juga paling sering dipakai untuk beradegan dalam film-film‭ ‬action.‭ ‬Pokoknya keren.

Untuk membentuknya,‭ ‬saya membagi tanah ke dalam bagian rangka,‭ ‬roda,‭ ‬box‭ ‬dan kepala.‭ ‬Tanah yang sudah dibagi itu lantas di padatkan dulu.‭ ‬Caranya simpel.‭ ‬Tinggal meremas-remas dengan tangan.‭ ‬Bagian rangka berbentuk lempengan balok tipis.‭ ‬Fungsinya untuk memangku kepala dan box truk.‭ ‬Cara membentuknya juga sederhana.‭ ‬Tinggal‭ ‬membentur-benturkan tanah yang sudah padat tadi ke lantai.‭ ‬Tetunya tidak dengan keras-keras.‭ ‬Kalau terlalu keras,‭ ‬tanah bakal nempel di lantai.‭ ‬Memukul-mukulkannya dengan tenaga secukupnya dan sesuai alur bentuk.‭ ‬Nah,‭ ‬langkah memukul-mukulkan tanah ke lantai‭ ‬inilah yan disebut mple‭’‬-mple‭’‬an.‭ ‬Tak ada landasan filosofisnya.‭ ‬Nama itu diadopsi dari bunyi dipukul-pukulkan tanah setengah basah tadi ke lantai.‭ ‬Plek,‭ ‬plek,‭ ‬plek,‭ ‬plek‭!

Bagian kedua adalah kepala truk.‭ ‬Caranya sama dengan membentuk rangka tadi.‭ ‬Bagian selanjutnya adalah box.‭ ‬Tinggal membentuk tanah setengah basah menjadi balok tebal dengan lebar dan panjang sisi-sisinya sesuai ukuran yang dikehendaki.‭ ‬Setelah kepala dan‭ ‬box jadi,‭ ‬langsung menempelkannya ke lempeng rangka pertama tadi.‭ ‬Agar daya rekatnya kuat,‭ ‬penempelan kepala dan box dilengkapi dengan potongan lidi yang ditancapkan ke bagian bawah kepala dan box.‭ ‬Baru ditancapkan ke lempeng pangkuan.‭ ‬Jadi‭ ‬deh...

Eh,‭ ‬sebentar dulu.‭ ‬Tanpa roda truk tak bisa jalan.‭ ‬Baru sekarang membentuk roda.‭ ‬Caranya sama sekali tak beda.‭ ‬Cuma,‭ ‬membentuk roda agak susah,‭ ‬karena bentuk roda yang bulat.‭ ‬Bagian ini tak cukup untuk di-emplek-emplek saja.‭ ‬Perlu sentuhan lembut tangan untuk mengukir tanah menjadi bulat mendekati sempurna.

Setelah empat roda terbentuk,‭ ‬mari kita pasang ke truk setengah jadi tadi.‭ ‬Dua roda untuk bagian depan,‭ ‬dua roda untuk bagian belakang.‭ ‬Agar roda bisa menggelinding,‭ ‬tentunya perlu as.‭ ‬Saya biasa menggunakan sapu lidi sebagai as roda.‭ ‬Tancapkan potongan sapu lidi ke rangka‭ (‬lempeng balok tiipis pangkuan kepala dan box tadi‭)‬,‭ ‬melintang hingga tembus,‭ ‬dan dilebihkan untuk tancapan roda.‭ ‬Dua as untuk bagian depan dan belakang.

Setelah as tertancap,‭ ‬langsung saja pasang roda ke masing-masing sisi as yang terlihat nongol di empat sisi.‭ ‬Caranya tinggal menancapkan saja.‭ ‬Truk sudah bisa berjalan...

Wah,‭ ‬kok rodanya sering lepas‭? ‬Nah,‭ ‬roda yang tertancap di as tadi harus dikunci agar tidak mudah lepas.‭ ‬Bentuk bulatan tanah lagi.‭ ‬Kecil‭ ‬aja.‭ ‬Tancapkan ke as,‭ ‬di sebelah luar roda.‭ ‬Sekarang truk siap ngebut.‭ ‬Loh,‭ ‬truknya kan tak bisa jalan sendiri‭? ‬Oh‭ ‬iya ya.

Perlu tenaga pendorong atau penarik.‭ ‬Untuk mainan ini,‭ ‬biasa digerakkan dengan tenaga tarik.‭ ‬Pasang cantolan di bagian depan kepala truk untuk mengaitkan tali.‭ ‬Cantolan ini bisa dari lidi juga.‭ ‬Kaitkan tali,‭ ‬saya biasa memakai serpihan pohon pisang‭ (‬gedebok‭) ‬sebagai instrumen penarik truk.‭ ‬Nah,‭ ‬setelah bisa ditarik,‭ ‬truk akan setia menemani petualangan bocah‭ ‬ndeso.‭